Pesaing Berat WhatsApp Ternyata Bukan Telegram atau Signal, Ini Menurut Zuckerberg -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Pesaing Berat WhatsApp Ternyata Bukan Telegram atau Signal, Ini Menurut Zuckerberg

| February 01, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-02-02T06:26:30Z
Pesaing Berat WhatsApp Ternyata Bukan Telegram atau Signal, Ini Menurut Zuckerberg

Mark Zuckerberg/Facebook

Revolusi.Co - WhatsApp belakangan ini memang membuat heboh para penggunanya terkait pembaruan syarat layanan dan kebijakan privasi aplikasinya.


Salah satu poin yg memantik kekhawatiran pengguna adalah soal berbagi data antara WhatsApp dan perusahan induknya, Facebook.


Walaupun sempat mengeluarkan klarifikasi soal pembaruan tadi, sejumlah pengguna WhatsApp yg telanjur khawatir soal keamanan data dirinya memilih buat migrasi ke aplikasi perpesanan instan lainnya, seperti Telegram dan Signal.


Pamor WhatsApp pun ikut turun. Ketika menggulirkan kebijakan baru pada awal Januari 2021, firma riset Aplikasi Sensor Tower melaporkan, jumlah unduhan WhatsApp justru menurun kurang lebih 11 persen.


Firma riset Aplikasi App Annie jua melaporkan terjadi penurunan peringkat WhatsApp di daftar aplikasi terpopuler, baik di Android maupun iOS.


Berbanding terbalik, Telegram dilaporkan kebanjiran pengguna baru. Bahkan, CEO Telegram Pavel Durov menyatakan bahwa pengguna Telegram telah tembus lebih dari 500 juta pengguna dalam minggu pertama Januari 2021.


"Telegram melampaui 500 juta pengguna aktif bulanan, yang mana 25 juta pengguna baru di antaranya bergabung ke Telegram dalam 72 jam terakhir," tulis Durov pada channel Telegram-nya. Signal juga dilaporkan ikut menerima 100.000 pengguna baru kala itu.


Kendati demikian, Mark Zuckerberg yg notabene pemilik Facebook dan WhatsApp justru terkesan tidak "terganggu" dengan keuntungan yg didapatkan oleh dua aplikasi saingan WhatsApp tersebut.


Belakangan, pendiri sekaligus CEO Facebook itu mengaku justru lebih kwatir dengan Apple. Padahal, keduanya memiliki inti bisnis yang tidak selaras. Apple serius dalam bisnis gadget dan personal komputer , sedangkan Facebook berkecimpung pada bidang jejaring sosial.


Khawatir dengan iMessage


Usut punya usut, ternyata salah satu alasan utama Zuck lebih dibuat cemas oleh Apple adalah karena aplikasi pesan instan bawaan perangkat Apple, iMessage.

Pesaing Berat WhatsApp Ternyata Bukan Telegram atau Signal, Ini Menurut Zuckerberg


Bukan Telegram dan Signal, Zuck justru memandang iMessage menjadi pesaing utama WhatsApp. Sebab, Whatsapp tidak begitu menerima tempat di hati orang-orang AS karena mereka lebih senang memakai aplikasi pesan instan bawaan di smartphone mereka, seperti iMessage.


Karena iPhone telah dibekali dengan iMessage, pengguna tidak perlu repot-repot lagi buat mengunduh aplikasi pesan instan lainnya pada App Store dan mendaftarkan akun baru.


"iMessage telah terpasang pada setiap iPhone. Itulah sebabnya iMessage jadi layanan pesan instan paling banyak dipakai di AS," istilah Zuckerberg pada gambaran kinerja perusahaan kuartal keempat 2020, dihimpun KompasTekno dari India Today, Senin (1/dua/2021).


Sebagaimana yg dilaporkan CEO Apple Tim Cook, ada lebih dari satu miliar perangkat iPhone yg aktif di semua belahan dunia saat ini. Tak mengherankan, iMessage tampil sebagai pesaing terdekat WhatsApp.


Padahal, Zuck mengeklaim bahwa kebijakan privasi WhatsApp lebih tangguh dibandingkan iMessage. Ia menyebut fitur enkripsi end-to-end milik WhatsApp membuatnya "jelas lebih unggul" dari iMessage.


"Saya ingin menekankan bahwa kami semakin melihat Apple menjadi salah satu pesaing terbesar kami. IMessage merupakan kunci utama ekosistem mereka," ungkap Zuckerberg.


Kebijakan privasi baru Apple


Selain iMessage, Zuck juga semakin dibuat cemas oleh kebijakan privasi baru Apple dalam sistem operasi iOS 14 pada iPhone dan iPad. Dalam kebijakan baru ini ada pembaruan yg dianggap dengan App Tracking Transparency atau fitur anti-pelacakan iklan.


Setiap pengembang aplikasi pun harus meminta izin pengguna iPhone dan iPad buat melacak aktivitas mereka, termasuk ketika melacak aktivitas pengguna untuk tujuan periklanan.


Pengguna nantinya dapat memilih untuk mengizinkannya atau tidak.

Perubahan tadi lantas menyulitkan Facebook dalam menyalurkan iklan yg menjadi bisnis utamanya sebagai akibatnya berpotensi kehilangan pendapatan.


Raksasa jejaring sosial itu berulang kali memprotes kebijakan Apple pada iOS 14.


Sembari memprotes, Facebook juga menuding perubahan kebijakan privasi Apple di iOS 14 bakal "sangat menyulitkan pelaku usaha kecil " dan akan "mengubah internet yang selama ini kita ketahui".


Setelah perdebatan alot, Facebook akhirnya terpaksa tunduk pada aturan tersebut. Keputusan ini diambil Facebook semata-mata supaya aplikasinya tidak diblokir dari toko iOS App Store, yg tentunya akan mendatangkan kerugian besar bagi perusahaan.


Zuck menuding bahwa Apple memanfaatkan posisi mereka yang dominan untuk mengganggu cara kerja Facebook dan aplikasi lainnya.


"Ini berdampak pada pertumbuhan jutaan bisnis di seluruh dunia," kata Zuckerberg sebagaimana dikutip KompasTekno dari India Today, Selasa (2/dua/2021).


Fitur keamanan tersebut mulanya direncanakan untuk meluncur pada September 2020. Tetapi, Apple tetapkan untuk mengundur jadwal peluncurannya sampai ekspresi dominan semi 2021, atau antara bulan Maret hingga Mei mendatang.


Sumber: Kompas



Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
×
Berita Terbaru Update